Monday, March 31, 2014

Budidaya Ikan Belut

Indonesia kaya akan sumber protein, khususnya protein hewani dari sub sektor perikanan. Namun pada kenyataannya konsumsi ikan penduduk masih rendah karena banyak tersedianya protein nabati yang lebih murah dan mudah didapatkan. Salah satu penyuplai protein terbesar dalam sub sektor perikanan adalah ikan belut (Monopterus albus Zeuiew).
Ikan Belut (Monopterus albus)
Sampai saat ini di Indonesia belut masih jarang dibudidayakan secara komersial. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tangkapan dari alam masih menjadi andalan. Kalaupun ada yang membudidayakannya, masih dalam skala rumah tangga. Padahal permintaan pasar, baik dari dalam ataupun luar negeri sangat besar. Contohnya, Singapura,Hongkong,China,Jepang,Taiwan,Korea dan beberapa negara di Uni Eropa.

Melihat peluang dan manfaatnya yang sangat besar, perlu digalakkan usaha pembudidayaan belut di beberapa daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang mendukung. Berdasarkan pengalaman, hewan ini bisa dipelihara dengan berbagai cara di lahan pertanian dan juga lahan pekarangan.

HABITAT DAN DAUR HIDUP
Belut sawah terkenal dapat hidup terbenam dalam lumpur, kalau sawah sudah kering seperti pada saat datang musim kemarau belut akan memburu tanah yang masih berair dan berkumpul sampai pada saat musim penghujan,biasanya pada saat berkumpul belut melakukan perkawinan. 
Sarang belut dipinggir pematang yang dipenuhi dengan busa dan sarang belut yang berisi busa dan anak belut yang baru menetas.
Ket: A. Media Basah, B: Permukaan Air, C: Media Kering dan Lembab, D: Sarang Berbusa Tempat Telur Menetas, E: Lubang Belut

Selama hidupnya, dari masa telur sampai dewasa dan bersifat Progynes Hermaprodyte yaitu mempunyai jenis kelamin yang berubah-ubah. Pada umur 15 hari sampai 9 bulan, kelamin yang aktif merupakan kelamin betina. Sedangkan saat belut memasuki umur 9 bulan keatas alat kelamin yang aktif merupakan kelamin jantan. Pada masa peralihan kelamin ini, belut bersifat kanibal.

PERSIAPAN BUDIDAYA BELUT
A. LAHAN
Kondisi lahan untuk lokasi budidaya sebaiknya tanah kering dan keras, bukan diatas kolam ikan yang tanahnya lembek. Suhu lokasi yang baik berkisar 25 - 31°C.

B. KOLAM PEMELIHARAAN
Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. Ukuran kolam induk kapasitasnya 50 ekor/m². Untuk kolam pendederan (ukuran belut 5-10 cm) daya tampungnya 500 ekor/m². Untuk kolam belut remaja (ukuran 10-15 cm) daya tampungnya 250 ekor/m². Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 15-20 cm) daya tampungnya 120 ekor/m². Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 20-25cm) daya tampungnya 100 ekor/m². Kolam budidaya perlu dilengkapi dengan saluran pemasukan dan saluran pengeluaran air.
Berikut berbagai jenis kolam budidaya belut beserta kelebihan dan kelemahannya :

C. PERSIAPAN BAHAN MEDIA
Bahan yang diperlukan untuk persiapan media berupa pohon pisang, kotoran hewan ternak, dan jerammi. Perbandingannya 3:2:1. Jerami dan pohon pisang di cacah/rajang agar lebih memudahkan dalam pencampuran. Cara pembuatan bokashi sebagai berikut :
  1. Siapkan terpal atau plastik untuk  penutup.
  2. Hamparkan bahan dengan ketebalan 10 - 15 cm lalu semprot dengan cairan EM 4. Ulangi sampai ketebalan mencapai maks. 1 meter. Tutup dengan platik/terpal.
  3. Biarkan selama 21 hari dengan ketentuan setiap 7 hari campuran dibolak - balik.
Membuat Bokashi
D. MENATA MEDIA DALAM KOLAM
  1. Campurkan tanah sawah dan bokasi dengan perbandingan 80% : 20%. Campurkan sampai merata pada kolam dengan ketinggian 60 cm biarkan 1 hari.
  2. Campuran yang sudah menjadi pasta dibuat menjadi pematang dengan lebar 40cm, tinggi 15cm. Tambahkan air dengan ketinggian 1-2 cm. Diamkan media selama 1 minggu.
  3. Lakukan pengecekkan, jika air sudah menjadi jernih kolam layak untuk media budidaya belut.
Membuat Media Dalam Kolam
MENYELEKSI DAN MENEBAR BENIH
Benih sebagian besar masih mengandalkan dari alam. adapun ciri benih belut yang baik sebagai berikut :
  1. Gerakan tubuh agresif dan gesit
  2. Tubuh utuh dan tidak ada bekas luka
  3. Berukuran seragam
  4. Bentuk tubuh ideal antara besaran diameter dan panjang tubuh.
Benih Belut
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari setelah pukul 17.00.

PEMBERIAN PAKAN
Pakan alami untuk belut adalah cacing, keong/bekicot, larva serangga, ikan kecil dan katak.  Pakan alami yang mudah didapat yakni cacing, selain itu cacing mudah dicerna serta mudah untuk dibudidayakan juga. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 5% dari jumlah benih yang ditebar. Pakan dapat diberikan setiap hari/disesuaikan. Pakan diberikan pada sore hari menjelang malam. 
Pakan buatan yang sederhana bisa berupa dedak halus yang dikukus lalu dicampur dengan cacing yang dihancurkan .Diberikan pada belut dengan cara disimpan diatas media lalu ditimbum dengan jerami, diberikan pada saat sore menjelang malam.

PEMELIHARAAN
Salah satu kunci keberhasilan dalam usaha budidaya belut adalah pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan, diantaranya pemeliharaan lingkungan kolam tempat budidaya, pemeliharaan kolam, input output air supaya tetap berfungsi dengan baik.
Waktu panen tergantung pada pasar tujuan. Untuk pasar lokal, belut bisa dipanen setelah empat bulan berada di kolam pembesaran. Untuk pasar ekspor, belut bisa dipanen setelah enam bulan berada di kolam pembesaran.

PANEN
Panen dilakukan pada saat belut berumur 4 bulan keatas sejak benih belut dimasukan kedalam kolam pembesaran. Beberapa cara pemanenan, panen total mengambil belut dari dalam kolam semaksimal mungkin dengan cara kolam dikeringkan tidak diairi selama kurang lebih 1 minggu sampai media tampak retak basah, tujuannya adalah untuk mempermudah pengambilan belut dengan cara membongkar media dan memisahkan belut dengan media tanah, cara seperti ini selain belut dapat terambil maksimal juga berguna sekalian membalikan media untuk penanaman selanjutnya. Cara panen yang lainnya adalah dengan dengan menggunakan bubu atau posong dengan menebarnya didalam kolam.
Kegiatan Panen Belut

Sumber : P2MKP Mitra Sukses

Semoga Bermanfaat...

No comments:

Post a Comment