Ada tiga hal yang bisa digunakan untuk menjelaskan moluska yaitu, mantel dengan rongga yang digunakan untuk bernafas serta tubuh yang sangat fleksibel, ekskresi yang menghasilkan radula serta struktur sistem saraf dan sensorik yang luar biasa dimana darah mengalir dengan filamen gilli yang mengandung pigmen hemocyanin sekaligus perturakaran oksigen dan karbondioksida terjadi antara darah dan air yang mengalir. Mereka juga memiliki tempurung (shell) yang dihasilkan oleh mantel berasal dari protein dan chilin yang diperkuat oleh kalsium karbonat, dimana ada 3 lapisan yaitu pertama: nacreous, lalu kedua: prismatik dan ketiga: periostracum.
Uniknya, tubuh moluskan termasuk bilateral simetris sehingga ukuran panjang sisi kanan dan kiri dengan batasan tengah adalah sama persis. Keistimewaan moluska lainnya adalah bukan saja mereka sering dimanfaatkan sebagai santapan makanan tapi juga komoditas barang dagangan bahkan sebagai alat tukar. Sekali lagi, keindahan dan kerumitan morfologi dari moluska jelas begitu berbeda dengan makhluk hidup lainnya sekaligus menambah kekayaan akan keberagaman di dunia ini, sungguh kecil kemungkinan bahwa segala sesuatu itu terjadi tanpa adanya desain yang sempurna yang dilakukan oleh Pemilik sebenarnya, Allah ta'ala.
- Moluska juga mampu memproduksi mutiara, yaitu tiram dari ordo Pterioida, dan menurut catatan, maka mutiara terbesar yang dapat dihasilkan adalah dari "Pinctada maxima" (read: Philippine Pearl), dan juga menjadi satu2nya yang memproduksi mutiara laut selatan (south sea pearl) yang terindah dibandingkan yang lainnya sehingga mendapat julukan Mother of Pearl. Bahkan mantan presiden Filipina, Fidel Ramos mendeklarasikan pada tahun 1996 melalui Proclamation No. 905 menetapkannya sebagai gem nasional serta dapat dijumpai pada lembaran uang 1000 peso. Temperatur air, plankton dan sedimen adalah faktor2 penting yang menentukan kecerahan warna.
Pinctada maxima si penghasil mutiara Mata uang Filipina yang bergambar Pinctada maxima - "Teredo navalis" (read: Shipworm) adalah spesies luar biasa dengan ukuran yang kecil sekitar 2 cm yang kemungkinan berasal dari timur laut Samudera Atlantik, tetapi telah menyebar di seluruh dunia melalui tumpukan2 komoditas perdagangan di dermaga2 pelabuhan. Spesies inilah yang menjadi penyebab utama kerusakan dan kehancuran struktur kayu dan lambung kapal. Sampai sekarang belum ada metode yang terbukti efektif untuk menanggulangi pengrusakan kayu ini. British Royal Navy pada abad ke-18 mengganti dengan tembaga bawah kapalnya untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, sementara Belanda pada abad ke-17 mengganti tanggul2nya dengan batu agar mencegah terjadinya banjir bandang, bahkan pada awal abad 19, kapal ferry yang berlabuh di San Fransisco mengalami kerugian yang luar biasa mencecah angka 2 trilyun dolar serta masih banyak kerugian lainnya.
- Tiga serangkai siput ini adalah moluska yang paling beracun, "Conus geographus" (read: Geographic Cone Snail), "Conus tulipa" (read: Fish Hunting Cone Snail), dan "Conus Striatus" (read: Striated Cone Snail). Siput geografi adalah juaranya kalau mengacu kepada standar LD50 yaitu 4 µg/kg dimana mengandung MVIIA yang merupakan omega-conotoxin yang mengakibatkan efek kekakuan total pada curut, implikasinya adalah chronic neuropathic. Sementara itu, dalam bidang kesehatan dilakukan penelitian terhadap conotoxin ini dalam obat ziconotide untuk penyakit AIDS dan kanker. Sementara itu, siput tulipa memegang rekor kedua dengan LD50 10 µg/kg dan siput striatus pada urutan ketiga dengan LD50 100 µg/kg.
Keterangan : a) Conus geographus, b) Conus tulipa, c) Conus striatus - "Helix pomatia" (read: Burgundy snail) dan "Saccostrea glomerata" (read: Sydney Rock Oyster) adalah 2 spesies moluska di dunia yang sering mendapat perhatian manusia karena kelezatannya, sehingga menjadi jenis moluska yang paling sering dimakan, karena mudah ditemukan bahkan di restoran sekalipun. Siput Burgundi memiliki ukuran 30–50 mm dengan ukuran cangkang 30-45 mm, dan mampu melakukan hibernasi dan estivasi dengan membentuk calcareous epiphragm yang akan mengunci cangkangnya, selain itu siput ini termasuk hermaprodit sehingga kedua pasangan dapat bertelur setelah kawin (membuahi). Sementara itu, tiram sydney dengan panjang tubuh 8 cm dan berat 50 gram menjadi primadona di Australia dimana industri budidaya nya berkembang pesat di New South Wales dan Queensland selatan. Uniknya, tiram ini bisa bertukar kelamin, pada awal kelahiran sebagai jantan kemudian saat bertelur menjadi betina. Keunikan lainnya adalah, yang betina menghasilkan 2 juta sel telur dan jantannya mengeluarkan 100 juta sperma ketika gelombang dan arus pada saat yang pas.
Keterangan : a) Saccostrea glomerata, b) Helix pomatia - Sementara itu, siput yang paling kecil yang telah diamati adalah "Ammonicera rota" (read: European Snail) dengan ukuran 10-15 mm, dan pesaing terberatnya adalah "Partula rosea" (read: Pacific Snail) yang memiliki ukuran tidak terlalu berbeda, namun sayangnya hanya tinggal ratusan saja karena terancam punah, lebih parahnya lagi, hanya bisa kita saksikan di kebun binatang Inggris dan Amerika Serikat. Cangkang siput terdiri dari tiga lapisan: 1) hypostracum yang merupakan lapisan terdalam; 2) ostracum, yaitu lapisan tengah, sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat; dan 3) kulit shell atau periostracum, yang terbuat dari campuran protein yang menentukan warna cangkang. Setelah siput mati, lapisan ini akan terkikis lalu memperlihatkan warna putih atau abu-abu.
Keterangan : a) Ammonicera rota, b) Partula rosea - Sedangkan "Syrinx aruanus" (read: Australian trumpet) adalah siput yang terbesar dengan ukuran 77-91 cm, bahkan menjadi yang paling berat diantara semua dengan berat mencapai 18 kg. Cangkang siput ini sering dijadikan koleksi, sumber kapur, penampungan air bahkan sebagai umpan menangkap ikan. Sementara siput yang terpanjang adalah "Parenteroxenos doglieli" (read: ) yang hidup sebagai parasit di teripang dari kelas Holothuroidea, sehingga menjadikan panjangnya mencapai 130 cm.
Keterangan : a) Syrinx aruanus, b) Parenteroxenos doglieli - Tridacna gigas (read: Giant Clam) termasuk kandidat moluska yang terbesar, terutamanya dari kelas Bivalvia dengan ukuran 137 cm dengan berat 250 kg dan mampu hidup lebih dari 100 tahun lamanya seperti yang ditemukan pada tahun 1817 di pantai barat Sumatera. Sementara itu, pada tahun 1984 di pantai Ishigaki juga ditemukan yang tak kalah besarnya dengan ukuran panjang 113 cm dan berat mencapai 340 kg. Uniknya, kerang ini hanya punya satu kali kesempatan untuk mendapatkan tempat tinggalnya, ketika dia sudah dapat maka dia akan kerasan sampai mati dengan lama waktu hidupnya dapat mencecah 100 tahun juga. Kenyataannya juga legenda pemakan orang kerang ini tidak terbukti sama sekali, berdasarkan penelitian mengenai sistem pencernaannya. Namun, kelas Cephalopoda yang memegang rekor terbesar, yaitu "Mesonychoteuthis hamiltoni" (read: Colossal Squid) dengan ukuran panjang 12-14 m dimana matanya saja 23 cm. Cumi-cumi ini mengalami pertumbuhan abyssal gigantism yang menyebabkan adanyai kecenderungan tumbuh besar karena pengaruh kedalaman laut dengan tekanannya.
Keterangan : a) Tridacna gigas, b) Mesonychoteuthis hamiltoni - "Nautilus pompilius" (read: Chambered Nautilus) memiliki keunikan yaitu adanya sekitar 90 tentakel yang mempunyai mata pada setiap tentakel tersebut (walaupun tidak ada lensa) dan kerennya mereka berenang dengan cara mundur. Moluska ini dapat ditemui pada kedalaman 300-600 meter pada siang hari dan 90-150 meter pada malam hari.
Nautilus pompilius - "Artica Islandica" (read: Ocean Quahog) memiliki kulit kerang berwarna hitam dengan ukuran mencapai 50 mm. Kerang dengan nama Ming Clam merupakan yang tertua dari kingdom animalia yang berdasarkan rekod terkini dari pertumbuhan tahunan garis pada kulit cangkangnya merupakan yang paling lama usianya pada tahun 2006. Alan Dr. Wanamaker, Dr Paul Butler, Professor James Scourse and Professor Chris Richardson dalam penelitian tersebut secara akurat menyatakan usianya adalah 507 tahun, sementara data sebelumnya menunjukkan juga di ISlandia pada tahun 1868, menemukan kerang dengan usia 374 tahun.
Artica islandica - "Sepia Apama" (read: Australian Giant Cuttlefish) adalah spesies sotong terbesar dengan ukuran 52 cm dengan berat 10,5 kg yang dengan sel chromatophores, mereka mampu memberikan pertunjukan yang sangat spektakuler dengan merubah warnanya dalam waktu yang instan (ada 3 kelas warna: kuning, merah dan hitam/cokelat) sehingga mendapat julukan chameleon batu karang, dengan 2 jenis struktur yaitu iridophores (menghasilkan iridescence/permainan warna pada kulit) and leucophores, yang memproduksi warna keputih2an pada pola tubuh. Selain itu, keunikan lainnya adalah mereka juga memiliki kulit papillae yang dapat mengubah penampilannya secara dramatis, disamping memiliki neurotoxins untuk menghalau bahkan membunuh mangsanya serta memiliki warna darah berwarna hijau, yang uniknya termasuk hewan yang buta warna.
Sepia apama |
lanjut ke part 2
sumber : kaskus.co.id
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment