Peluang pengembangan usaha perikanan bidang penangkapan ikan sejak tahun 2004 mulai mengalami stagnasi karena over fishing. Untuk menutupi kekurangan produksi ikan dan terus meningkatkan konsumsi ikan, maka Kementerian Kelautan Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mengambil kebijakan untuk melakukan revitalisasi bidang budidaya perikanan.
Visi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yaitu Perikanan Budidaya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi andalan melalui sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk dapat mencapai visi tersebut, maka salah satu kebijakan yang mendukung adalah pengembangan kawasan pembudidayaan di air tawar, payau dan laut yang berbasis IPTEK sesuai daya dukung lahan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan hidup guna mewujudkan sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan.
Dalam pencapaian visi tersebut, terdapat banyak kendala yang dihadapi baik kendala internal maupun eksternal. Dan salah satu kendala yang menjadi awal dari kurangnya produksi ikan budidaya adalah belum banyak dikuasainya teknik pembenihan ikan. Dengan dikuasainya teknik pembenihan, maka stok benih melimpah dan akan dapat mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi yang kurang maksimal perkembangannya karena kurangnya stok benih.
Perikanan budidaya air tawar memiliki peluang pengembangan produksi yang sangat besar jika didukung dengan peningkatan produksi benih. Untuk itu perlu adanya intensifikasi usaha pembenihan secara terintegrasi untuk merealisasi peningkatan produksi tersebut. Namun demikian, peningkatan produksi benih tersebut harus tetap mengacu pada Good Management Practice (GMP), dan untuk dapat mencapai GMP, pembesaran harus menerapkan standar Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
Mengingat vitalnya peran dari pengetahuan dan ketrampilan pembenihan ikan yang sesusai dengan CBIB, maka disusunlah bahan ajar ini agar dapat mengarahkan pada para pelaku usaha budidaya ikan lele pada CBIB. Sehingga target pengembangan dan pencapaian visi dari direktorat jenderal perikanan budidaya dapat tercapai.
A. PEMBUATAN KOLAM PORTABLE
Teknik Pembuatan saluran pembuangan (Outlet)
Pertama kita bersihkan dahulu pekarangan/ lokasi untuk pembuatan kolam dengan desain kemiringan diletakkan pada bagian paling tengah (pusat), dengan kemirigan + 10 cm, ini bertujuan agar endapan dapat mengumpul pada satu titik, sehingga pada titik tersebut akan ada semburan aerasi, sehingga tidak akan terjadi pegendapan kotoran.
Setelah itu pasagan paralon dengan dari sumbu ke pinggir/ batas luar kolam dan keduanya dipasang knee dan di lem dengan lem paralon, posisikan paralon agar tidak sejajar atau menjorok keluar area kolam agar air dapat terbuang semua. Kemudian ratakan dengan tanah kembali.
Saluran pembuangan |
Teknik pemasangan wiremesh
Setelah pembuatan saluran pembuangan selesai selajutnya kita memasang besi wiremes yang berfungsi untuk menyangga terpal, mula-mula besi kita potong sesuai ukuran, kemudian kita satukan sehingga menjadi bentuk bulat, pada pertemuan besi wiremesh tersebut kita satukan dengan cara kita ikatkan salah satu besi dengan sehigga akan menyatu dengan kuat.
Selanjutya kita pasang penutup bagian dalam wiremesh dengan karpet talang kita ukur sesuai kebutuhan dan kita pasang di dalam besi wiremesh kemudian kita ikat dengan kawat bendrat agar tidak lepas, ini bertujuan untuk menghindari benjolan-benjolan yang diakibatkan oleh air ketika kolam sudah diisi oleh air.
Besi Wiremesh |
Teknik Pemasangan terpal GM
Selanjutya, kita pasang terpal dengan langsung kita posisikan dari tegah, atau dicari sumbu tegahnya sehingga akan lebih mudah dan akan sesuai yang kita harapkan, kemudian pelan-pelan kita buka sehigga menutupi semua area wiremesh, setelah wiremesh terpasang dengan rapi kemudian langkah selajutnya yakni membuat lubang pembuangan yakni dengan cara menyobek menggunakan silet/ cutter pada bagian atas knee pembuangan, kemudian kita masukkan paralon yang sudah kita lubangi dan diberi penutup.
Besi Wiremesh yang sudah dipasang terpal |
B. PEMASANGAN AERASI
Teknik instalasi aerator
Aerator berfungsi selain sebagai penyuplai oksigen di media (air) aerator ini juga berfungsi sebagai alat pegadukan yang sangat dibutuhkan dalam sistem budidaya Biofloc 2 ini, didalam sistem ini pegadukan dan penambahan oksigen ke media sangat berpegaruh pada pembetukan floc.
Pada dasarnya instalasi aerator sangatlah mudah, pertama kita siapkan aerator kemudian dipasang saluran outlet kemudian kita pasang selang sesuai kebutuhan pada kolam kita, selajutnya lubang output aerator yang tidak terpakai kita tutup menggunakan selang yang kita potong dan kita satukan dengan lubang yang tidak terpakai sebelahnya atau dengan cara kita bakar salah satu ujung selang sehingga akan tertutup salah satu lubangnya.
Aerator |
Teknik instalasi airstone
Airstone ini berfungsi sebagai pemecah oksigen agar dapat terurai menjadi kecil/ lembut keluarannya, sehingga oksigen yang akan terlarut semakin sempurna, pemasangan airstone kita hanya tinggal memasangkan airstone dengan selang yang sudah terhubung dengan aerator.
Batu Aerasi (Airstone) |
Teknik penempatan airstone
Penempatan airstone hendaknya diletakan pada area tengah kolam bundar, sehingga pengadukan dapat lebih sempurna dan menyebar ke segala penjuru.
Penempatan batu aerasi |
Lanjut di Bagian 2.....
Sumber : Modul Pembesaran Ikan Lele Dengan Sistem Biofloc P2MKP Mina Pantura
No comments:
Post a Comment