Mesin-mesin pendingin dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan seirama dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya taraf hidup. Penggunaan yang umum adalah untuk mengawetkan makanan. Karena pada pada suhu biasa (suhu kamar) makanan cepat menjadi busuk (karena pada temperatur biasa bakteri akan berkembang cepat).
Penurunan Suhu Ikan |
Menyadari akan besarnya peranan suhu dingin pada daya awet hasil perikanan inilah yang mendorong manusia mengaitkan hasil perikanan itu dengan usaha refrigerasi, yakni memanfaatkan teknologi refrigerasi guna mendinginkan suhu atau menurunkan suhu hasil tangkapan agar panjang daya awetnya. Kegiatan refrigerasi hasil tangkapan adalah usaha mendinginkan ikan agar awet guna memperoleh manfaat biologis (gizi) dan ekonomis yang setinggi-tingginya.
Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi refrigerasi lebih dikenal dalam bentuk produknya yang berupa es, lemari dingin (refrigerator rumah tangga), kamar dingin (chillroom), gudang atau kamar beku (cold storage), pabrik es dan lain-lain. Di kota-kota besar produk refrigerasi yang umum dikenal adalah alat pendingin ruangan (AC). Selanjutnya efek refrigerasi dinikmati hampir seluruh umat manusia dalam berbagai jenis dan bentuk pangan yang didinginkan dan dibekukan, seperti minuman dingin, es lilin, es krim, sayuran dan buah-buahan dingin, ikan basah, udang beku, daging, dan ayam beku, dan lain-lain.
Memang demikianlah halnya, teknologi refrigerasi memiliki peranan khusus dalam produksi dan distribusi pangan manusia dan hewan. Teknologi ini tidak hanya diterapkan dalam pemanfaatan pasca-panen (sesudah panen) tetapi juga dalam produksi pangan pra-panen (dalam budidaya tanaman, ternak, ikan, dan lain-lain) jadi diterapkan dalam seluruh mata rantai mulai dari produksi sampai pada penanganan, pengolahan, dan distribusi serta konsumsi pangan.
Pada tahun 1974 G. Lorenzen, menyatakan bahwa produksi pangan di dunia saat itu diperkirakan 3.000 juta ton. Sekitar 45% dari produksi itu adalah kelompok pangan cepat busuk (perisable foods) yang memerlukan usaha pengawetan, yang menggunakan teknik refrigerasi. Padahal yang dapat diawetkan secara refrigerasi saat itu hanya sekitar 2-3 % saja. Sebagian besar tidak dapat diselamatkan, yang tersia-sia besar sekali jumlahnya, sering diperkirakan 20-30%. Akibat pangan yang bersifat mudah busuk tidak dapat mencapai wilayah konsumsi yang jauh, terpaksa harus segera dihabiskan, dibiarkan busuk di lapangan, atau tidak dapat dimanfaatkan sama sekali sumber dayanya.
Mengingat ikan tergolong pangan yang cepat membusuk sehingga pengawetan dengan menggunakan teknik refrigerasi diharapkan mampu mengawetkannya dengan kesegaran ikan yang paling dekat dengan kesegaran ikan yang baru saja ditangkap. Diharapkan juga dengan bantuan teknik refrigerasi itu perikanan modern dunia dapat meningkatkan produksinya beberapa puluh juta ton selama 30 tahun terakhir ini.
Dalam dunia perikanan secara umum dapat dikemukakan bahwa penerapan teknik refrigerasi dalam bentuk pendinginan dan khususnya pembekuan, memberi keuntungan sebagai berikut:
- Memperluas jangkauan penangkapan sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berlokasi jauh dari laut dalam dan wilayah ekonomi ekslusif;
- Mengamankan hasil tangkapan pada periode tangkapan besar dan menyalurkannya pada periode paceklik, dengan demikian dapat mengatur suplai dan menstabilkan harga;
- Memperpanjang masa operasi pabrik pengolahan karena dapat menghimpun stok bahan baku pada waktu musim raya;
- Memperpanjang waktu penyimpanan dan memperluas jaringan distribusi;
- Memperluas jaringan pemasaran ke luar negeri sehingga memperbesar pemasukan devisa;
- Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani produsen berhubung dapat memperkuat posisinya dalam proses penawaran dan permintaan.
Suksesnya suatu usaha perikanan, selain penerapan teknik refrigerasi yang tepat, perlu pula diperhatikan usaha pembinaan mutu (quality control) sehubungan dengan usaha standarisasi, penerapan sanitasi dan hygiene dan peningkatan keahlian dan keterampilan dalam operasi dan pemeliharaan.
Semoga Bermanfaat...
No comments:
Post a Comment