Jakarta -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalankan program revitalisasi tambak udang di berbagai wilayah di Indonesia dengan tujuan edukasi berbudidaya udang yang baik dan dan sesuai aturan. Salah satunya dilakukan di Kabupaten Brebes, Jawa tengah.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, program ini sudah berlangsung sejak 2013. Data mencatat, dari 20 hektar tambak percontohan menjadi 417 hektar dengan rincian 14 hektar budidaya udang secara intensif dan 403 hektar berbudidaya udang secara tradisional plus.
"Dengan menjaga kualitas lingkungan, budidaya udang akan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hasil positif ini menjadi contoh bagi pembudidaya udang lainnya," ujar Slamet dalam siaran pers, Minggu (13/7/2014).
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Dari 20 hektar, tambak percontohan ini bertambah menjadi 60 hektar.
"Klasterisasi atau pengembangan tambak udang berbasis kawasan tetap kita kedepankan. Dengan klasterisasi, akan mudah mengelola usaha budidaya, dan kelompok dapat meningkatkan kesejahteraannya secara merata. Di samping itu, kondisi lingkungan dalam kawasan tersebut akan lebih mudah dikontrol sehingga budidaya udang yang dilakukan dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara di Pekalongan, Jawa Tengah, 20 hektar tambak udang yang dijadikan percontohan sebelumnya telah berubah menjadi 720 ha. Ini pun berdampak terhadap kesejahteraan warga setempat.
"Dari penyerapan tenaga kerja, ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan warga desa. Terjadi penurunan jumlah warga miskin yang mencapai 75%," kata Slamet.
Revitalisasi juga dilakukan di Pantai Utara Jawa Tengah dan Pantai Selatan. Kemudian juga di Kabupaten Kendal.
“Petambak di pantai selatan juga mengaplikasikan teknologi di Pantai Utara Jawa, seperti pemakaian plastik mulsa, penerapan tambak tandon untuk mengontrol kualitas air masuk dan juga menerapkan tambak tandon sebelum air dibuang ke laut. Kondisi ini selain akan meningkatkan jumlah produksi juga akan meningkatkan kualitas udang yang dihasilkan”, terangnya.
(mkl/hds)
No comments:
Post a Comment