Dengan semakin menurunnya hasil tangkapan ikan dari laut dan terbatasnya lahan untuk budidaya ikan, maka dituntut adanya innovasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin pesat. Budidaya ikan lele dengan sistem Biofloc merupakan salah satu inovasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein disamping juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Biofloc berasal dari kata Bios yang artinya kehidupan dan Floc (Flock) berarti gumpalan, jadi sistem Biofloc adalah sistem budidaya ikan dengan memanfaatkan bakteri untuk menguraikan senyawa nitrogen anorganik (terutama amoniak yang bersifat racun bagi ikan) didaur ulang menjadi protein sel mikroba dengan bantuan aerasi maka akan membentuk gumpalan sehingga dapat dimakan oleh biota pemakan detritus antara lain ikan lele, nila dan udang.
Budidaya lele dengan sistem Biofloc ini juga telah menarik perhatian anggota DPR-RI Komisi II (Mantan Ketua Komisi IV bidang pertanian, perikanan dan kehutanan) Drs. H. Akhmad Muqowam, sehingga pada hari minggu, 22 September 2013 telah melakukan kunjungan ke P2MKP Mina Pantura Desa Gebang Kerep Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Setelah melihat kegiatan budidaya lele sistem Biofloc, dalam sambutannya Muqowam menyampaikan bahwa ketahanan pangan itu ada dua yakni ketahanan pangan dari hasil produksi sendiri dan ketahanan pangan dari beli atau import. Ketahanan pangan dari produksi sendiri inilah yang disebut dengan kedaulatan pangan dan sudah saatnya masyarakat mengubah pola pikir dari ketahanan pangan menjadi kedaulatan pangan.
No comments:
Post a Comment